Sabtu, 28 Desember 2013

masa kerajaan islam(Dinasti Abbasiyah bagian 2)

  Peradaban dan Pemikiran yang Berkembang Pada Masa Dinasti Abbasiyah

Pemikiran yang berkembang pada masa dynasti Abbasiyah, pada awalnya adalah Syiah. Mereka beranggapan yang berhak meneruskan kepemimpinan Islam Rasulullah saw adalah kerabat-kerabat Nabi Muhammad saw.
  
Artinya: Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu Maka orang-orang itu Termasuk golonganmu (juga). orang-orang yang mempunyai hubungan Kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat

Dan  menganggap bahwa pembaiatan Ali sebagai khlaifah yang boleh diangkat dengan landasan bahwa Abbas bin Abdul Muthalib pernah berkata: “Kemarilah, Aku akan membai’atmu  sebagai khalifah dan tidak seorang pun berseberangan denganmu. Landasan yang lain adalah pernyataan Dawud bin Ali (paman Abu Abbas as-Saffah pada saat pembaiatan as-Saffah: “Wahai para penduduk Kufah, tidak lah terdapat seorang pemimpin yang berhak kalian taati  setelah Rasulullah saw,  kecuali Ali bin Abi Thalib dan yang berdiri ditengah-tengah kalian hari ini yaitu as-Saffah.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat dua kelompok yang menghendaki terjadinya perubahan system pemerintahan dengan mengembalikan hak kepemimpinan kepada mereka yang lebih berhak secara wasiat, adalah kelompok syi’ah dan Bani Abbasiyah. Selian itu dapat pula di temukan bahwa beridirinya daulah atau Dinasti Abbasiyah berkat kegigihan kedua kelompok tersebut dalam mengumpulkan seluruh kelompok untuk melakukan revolusi besar-besaran terhadap pemerintahan Dinasti Umawiyyah yang diawali dari Khurasan dan Irak hingga ke Kufah yang pada akhirnya keluarga Bani Umayyah lari ke Magrib kemudian ke Andalusia dan kemudian mendirikan kembali Dinasti Umayyah disana untuk menandingi Dinasti Abbasiyah di Kufah.
Di masa dinasti Abbasiyah juga terdapat, pemikiran yang semakin kritis terhadap ilmu-ilmu pengetahuan. Hal itu ditunjukan oleh pembangunan sebuah perpustakaan yang diberi nama Baitul Hikmah, di dalamnya orang dapat membaca, menulis, dan berdiskusi.
Lalu di masa dinasti Abbasiyah pula empat mazhab fiqih[6] tumbuh dan berkembang. Imam Abu Hanifah (meninggal di Baghdad tahun 150 H/776 M) adalah pendiri Mazhab Hanafi. Imam Maliki bin Anas banyak menulis hadist dan pendiri Mazhab Maliki (wafat di Madinah Tahun 179 H/795 M). Muhammad bin Idris Ash-Syafi’I (wafat di Mesir tahun 204 H/819 M) adalah pendiri Mazhab Syafi’i. Ahad bin Hambal (wafat tahun 241 H/855 M).
Selain tentang Mazhab-mazhab fiqih masih ada lagi ilmu-ilmu yang berkembang di masa dinasti Umayyah:
1.      Ilmu Hadist
a.      Imam Bukhari (194-256 H), karyanya Shahih Al-Bukhari;
b.      Imam muslim (wafat 261 H), karyanya Shahih Muslim;
c.      Ibnu Majah, (wafat 824-887 H), karyanya Sunah Ibnu Majah;
d.      Abu Dawud, karyanya sunah Abu Dawud..
2.      Ilmu Kalam
a.      Imam Abul Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Muhammad, tokoh Asy’ariyah;
b.      Washil bin Atha, Abul huzail Al-Allaf
3.      Ilmu Astronomi
A.    Abu Mansur Al-Falaki (wafat 272 H), karyanya yang terkenal adalah Isbat Al-Ulum dan Hayat Al-Falak;
B.     Jabir Al-Batani (wafat 319 H), karyanya yang paling terkenal adalah penciptaan teropong bintang pertama dan kitab Ma’rifat Mathiil Buruj Baina Arbai Al-Falak;
C.     Raihan Al-Bairuni (wafat 440 H), keryanya adalah At-Tafhim Awal As-Sina At-Tanjim
Dengan berkembangnya ilmu di atas sudah sewajarnya kita berpendapat pasti system pemerintahan dan hokum saat itu sangatlah baik. Seperti contoh Khalifah Harun Ar-Rasyid adalah khalifah yang kuat tegas, adil, dan cinta dengan ilmu. Maka sangat wajar jika di masa khalifah tersebut ilmu bisa berkembang dengan pesat.
          Warisan-warisan Dari Dinasti Abbasiyah dan Penyebab Runtuhnya Pemerintahan Dinasti Abbasiyah
Warisan-warisan dari Dinasti Abbasiyah untuk dunia cukup banyak seperti sebagai berikut:
1.      Kota Baghdad dan istanah-istanahnya yang megah;
2.      Terkembangnya ilmu-ilmu yang semakin maju hingga sekarang;
3.      Masjid-masjid yang dibangun atas perintah khalifa-khalifah dinasti Abbasiyah;
4.      Dan buku-buku karya ilmuan pada masa dinasti Abbasiyah yang menjadi refrensi ilmuan jaman sekarang.
Penyebab runtuhnya dinasti Abbasiyah[7]:
1.      Perasaingan antar bangsa;
2.      Kemrosotan ekonomi;
3.      Konflik keagamaan;
4.      Perang salib;
5.      Serangan bangsa mongol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar