Kamis, 17 April 2014

Biografi Walt Disney(bagian 1)

hai semuanya kita ketemu lagi  kali ini admin akan membahas tokoh pencipta Mickey Mouse
Pasti semuanya sudah tahu siapa dia dong?? Yup ! dia adalah Walter Elias Disney  yang lebih dikenal dengan Walt Disney . seperti apakah masa kecil Pak Walt Disney ? bagaimana kisah perjalanan hidupnya ?? kalau penasaran silahkan baca  artikel ini!!


Walter Elias Disney dilahirkan di Chicago pada tanggal 5 Desember 1901. Ibunya, Flora Call, adalah wanita Jerman, sedangkan ayahnya, Elias Disney, seorang keturunan Irlandia Kanada. Namun ada satu gagasan yang selalu mengusik pikiran Walt Disney gagasan bekerja sendiri terutama karena ia telah mendengar bahwa sebagian karyawan akan tidak diperlukan bila musim sibuk berlalu.


Ia gembira dengan prospek itu karena dua hal. Pertama, ia ingin berdiri sendiri, dan kedua, ia sangat ingin melakukan sesuatu yang baru dan orisinil, tidak hanya memenuhi keinginan bos dan para pelanggan. Disney, bersama dengan seorang teman, Ube Iwerks, mendirikan agen seni periklanannya yang pertama. Pelanggannya yang pertama adalah suatu rangkaian restoran. Disney dan temannya berhasil membuat kesepakatan dengan restoran untuk membangun bengkel kerjanya di bangunan restoran baru itu tanpa membayar sedikit pun. Sebagai imbalan, mereka harus membuat poster-poster iklan untuk restoran itu.

Di samping bekerja untuk memenuhi kontrak ini, mereka bebas untuk mengerjakan proyek lain. Untuk menarik pelanggan, Walt merancang suatu rencana khusus. Ia akan pergi ke suatu toko atau perusahaan dan mencari tahu apakah mereka mempunyai suatu bagian seni. Orang yang memegang pimpinan mungkin menjawab bahwa bagian itu tidak diperlukan. Lalu Walt akan menawarkan jasanya atas dasar freelance, hubungan lepas. Kalau perusahaan itu tidak mempunyai pekerjaan yang harus dikerjakannya, tidak apa-apa. Tetapi kapan pun ada pekerjaan semacam itu yang harus dikerjakan, Walt dan temannya siap memberikan jasanya. Dalam waktu singkat, cara kerja semacam itu memungkinkan Walt dan temannya menabung cukup banyak uang yang tak mungkin dikumpulkannya andaikan mereka bekerja pada satu perusahaan saja.

Bisnis ini tampak memberikan harapan besar, tetapi pada suatu hari Walt menemukan suatu iklan dalam koran yangmenyatakan bahwa Kansas City Film Ad Company memerlukan seorang kartunis. Ia menghadapi dilema: Apakah ia akan mempertahankan bisnisnya dengan Ube atau akan mencoba memenuhi impian sejak masa kanak-kanaknya untuk membuat animasi kartun? Sekali ia telah menguasai kemahiran baru, tak ada yang akan menghalangi dia memulai usahanya sendiri kembali.

Pertimbangan ini mendorong dia memberatkan menerima pekerjaan itu. Pada tahun 1920, Disney akhirnya memasuki dunia animasi kartun. Ia akan segera menciptakan sebuah nama bagi dirinya di bidang itu, dan tokoh-tokoh perannya akan menjadi populer di seluruh dunia.

KC Film Ac Company memegang tanggung jawab atas segala aspek iklan film dan tak berapa lama menyadari kemampuan kartunis muda ini. Tak lama sesudah mulai, Walt diberi tugas membuat poster seorang pria yang mengenakan topi menurut mode mutakhir. Walt menggambar poster itu, tetapi hidung orang itu digantikan dengan gambar bohlam! Ketika poster itu ditampilkan di layar, bos berseru: “akhirnya muncul sesuatu yang baru di tempat ini: Saya sudah bosan dengan wajah-wajah cantik ini.”

Keorisinilan dan visi Walt tentang barang-barang di sekelilingnya membuat beberapa teman dan atasan kurang senang. Mereka sebenarnya iri dan menganggap dia pengacau. Oleh sebab itu, mereka tidak mau membiarkan dia mencoba suatu teknik baru untk menyempurnakan kartun-kartunnya. Ia mempunyai gagasan cemerlang membuat beberapa lukisan dan seluloid, lalu memotretnya dan menumpuknya dan akhirnya memfilmkannya. Pimpinan tidak mau mendengar hal semacam itu. Mereka merasa bahwa cara kerja mereka yang lama sudah cukup memberikan hasil sampai saat itu. Mereka tidak melihat alasan untuk mengubah teknik-teknik mereka, karena dengan cara itu pun para pelanggan sudah puas. Walt Disney tahu bahwa dia benar. Setelah berbulan-bulan membujuk bosnya, Walt akhirnya diperbolehkan membawa pulang salah satu kamera perusahaan untuk melakukan beberapa percobaan. Sejak saat itu, Walt Disney tidak pernah lagi berpaling ke belakang.

Di sebuah garasi kosong yang sudah dirombak jadi studio, ia mulai membuat film-film animasi pendek dengan menggunakan teknik hasil rekaannya. Ia kemudian memperlihatkan hasilnya kepada seorang pemimpin bisokop terkenal. Orang itu sangat terkesan. Sketsa-sketsa dan teknik film Walt sangat berbeda dengan yang sudah-sudah. Film kartunnya yang pertama segera diputar di bioskop-bioskop.

Pada mulanya kartun-kartun ini dimaksudkan untuk menggantikan iklan-iklan agar penonton terus menikmati apa yang muncul di layar selama selang waktu. Walt menyebut film-film itu “Laugh-O-Grams.” Film-film kartun Walt disenangi penonton dan sejak itu di Kansas City Walt Disney tidak lagi diejek sebagai si orang muda eksentrik” tetapi disegani. Gajinya naik. Dalam waktu singkat Disney menjadi orang terkenal di kota itu.

Ia mengembalikan kamera yang dipinjamnya dan membeli kamera sendiri dengan uang simpanannya. Film-film kartun menjadi semakin populer. Walt Disney menyewa ruang kantor yang lebih luas untuk usaha kecilnya, Laugh-O-Grams Corporation dengan modal awal sebesar $15.000. Ia mempekerjakan beberapa magang dan seorang salesman untuk mempromosikan Laugh-O-Grams di New York City. Impiannya untuk mandiri menjadi kenyataan pada waktu ia baru berumur 20 tahun.

Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari KC Film untuk bekerja sendiri sepenuhnya. Tetapi sukses tidak terjadi dengan sendirinya. Biaya produksi tinggi dan sikap perfeksionis Walt Disney (yang membuat dia menanamkan kembali semua uang hasilnya untuk memperbaiki hasilnya), disamping pasaran yang sangat terbatas, segera mengakibatkan kebangkrutan.

Ini merupakan masa suram dalam hidupnya; ia telah beranggapan bahwa masa sulitnya akhirnya berlalu. Ia tidak beruang sedikitpun dan terpaksa tinggal di bengkel dengan makan dan tidur di sebuah bangku kecil, satu-satunya perabot yang dia miliki. Lebih jelek lagi, sekali seminggu ia harus pergi ke stasiun kereta api untuk mandi.

Akhirnya ia berhasil mendapatkan kontrak pembuatan kartun animasi untuk mendidik anak-anak pentingnya menyikat gigi. Pada suatu malam, dokter gigi yang memesan kartun ini datang menemuinya dan mengajak dia ke kantornya. “Tidak bisa,” jawab Disney. “Mengapa?” tanya dokter itu. “Karena saya tidak punya sepatu. Satu-satunya sepatuku ada di tempat tukang sepatu untuk direparasi, dan saya tidak punya uang untuk mengambilnya.”

Walaupun menghadapi keadaan yang serba menyusahkan. Walt Disney tidak putus asa. Ada sebuah gagasan di otaknya. Pada suatu malam bulan Juli 1923, dengan membawa semua uang di dalam saku baju setelan tuanya dari kain minyak berwarna abu-abu, pemuda kurus kering ini naik kereta api menuju
Hollywood. Ia bertekad kuat untuk menjadi orang penting dalam dunia perfilman.

Ketika tiba di Hollywood, Walt Disney hanyalah satu di antara banyak orang yang mengharapkan mewujudkan cita-citanya. Kakaknya Ray telah tinggal di California beberapa waktu lamanya, dan ia dengan senang hati mengundang adiknya tinggal di rumahnya. Walt mulai mengunjungi studio-studio film satu per satu. Ia bersedia bekerja apa saja asal ada hubunganya dengan berfilman.

Untuk maju dalam suatu bidang keahlian khusus, orang harus masuk ke dalamnya apa pun pengorbanannya. Disney segera menyadari betapa sulitnya masuk ke studio-studio film Hollywood. Banyak orang lain sebelum dia telah melamar kerja, tetapi ditolak. Walt Disney tidak menjadi patah semangat karenanya. Kalau ada orang lain yang berhasil masuk, mengapa ia tidak? Di matanya, ada dua macam orang: Mereka yang merasa kalah dan terlantar bila mereka tak dapat menemukan pekerjaan dan mereka yang dapat mencari penghasilan dengan cara apa pun dalam masa sulit. Disney selalu berusaha keras agar termasuk dalam golongan kedua.

Pengalaman mengajar dia bahwa orang harus sepenuhnya mengandalkan diri sendiri. Ia kembali ke papan gambar dengan kemauan keras untuk mencari tempat bagi dirinya. Ia menggambar film-film komik dengan maksud dijual kepada pengusaha bioskop. Ia hanya menggunakan kembali pengalaman yang sudah diperolehnya di Kansas City dengan Laugh-O-Grams. Ada seorang pemilik gedung bioskop yang begitu tertarik sehingga ia membeli berseri-seri film komik. Ia bahkan memesan rangkaian cerita Alice in Wonderland yang telah mulai dibuat oleh Walt Disney di Kansas. Kepada Disney ditawarkan uang $1.500. Jumlah sebesar itu jauh lebih besar daripada yang diharapkan. Rangkaian seri Alice in Wonderland ini diputar berurutan sampai tiga tahun. Dengan hasil penjualannya Walt Disney bisa membeli rumah dan bahkan membangun studio filmnya sendiri. Sesudah film-film Alice in Wonderland, Walt ingin menciptakan sesuatu yang baru dan yang benar-benar orisinil. Maka lahirlah makhluk kecil cerdik yang disebutnya “Mickey Mouse”, nama yang diberikan oleh istri Disney, Lillian Bounds. Mickey Mouse dengan cepat menjadi bintang tenar di seluruh dunia, dan bahkan lebih terkenal daripada banyak bintang Hollywood. Walaupun demikian, pada mulanya para produser menyambut kedatangan Mickey dengan kurang bersemangat.

Kira-kira pada waktu itu, film berbicara mulai muncul dan orang mulai memboikot film bisu. Disney pun bereaksi. Dengan kelompok pembantunya, ia memperkenalkan suatu metode baru untuk mensikronkan suara dan animasi. Walt terus mencari teknik-teknik baru untuk memperbaiki kemahirannya. Ia menerapkan pula proses: “teknikolor” yang baru. Dengan teknik baru ini ia tidak perlu lagi menggunakan kombinasi dua warna. Dalam film Bambi, ia menggunakan 46 rona warna hijau untuk hutannya. Kartun berwarnanya yang pertama, Silly Symphony, membuat para penggemar film kegirangan.(BERSAMBUNG)
Loh kok bersambung ?? kaya' sinetron aja hehe jangan khawatir temen-temen masih ada sambungan
nya kok soalnya cerita Walt Disney ini cukup panjang jadi saya bagi di -2 bagian ,tunggu kelanjutannya yah dadah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar